Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

KETIKA IBU PERGI

Gambar
  Semenjak ibu menghilang dalam lorong kamarnya yang berliku, tungku di rumah kami tak lagi menyala. Ibu, terlalu sibuk tersesat pada gambar yang mulai menguning pinggirannya. Berkali usaha untuk mengeluarkan Ibu dari lorong itu menemui jalan buntu. Ia pasti meninggalkan ujung benang dan melangkah tanpa pertanda yang akan membawanya kembali. Ibu, apakah kau melihat lentera yang menyala di depan tingkapmu? Aku, tak ingin mereka--para tetangga yang suka mengintip dari balik tirai--mengetahui bahwa Ibu telah pergi. Tidak! Mereka akan menghubungi petugas-petugas berseragam yang akan menjauhkanku dari Layla, adikku. Ia adalah satu-satunya alasan agar pikiranku tetap waras. Tak bisa dibayangkan jika Layla harus memasuki rumah-rumah singgah yang rapuh sebelum akhirnya ia berpindah ke rumah lain yang lebih kokoh. Layla, gadis sembilan tahun yang sangat manis. Muka pucat, bibir seranum apel, rambut ikal menggantung. Ia mirip boneka porselen yang kami lihat di pasar malam. Layla akan den