Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

PAGI PALING SUNYI

Gambar
(Koran Dinamika News, edisi 1-14 Desember 2017) Hari masih sangat pagi, burung pun belum terbangun ketika kabar duka itu tersiar dari pengeras suara masjid. Seseorang yang dikenal sangat baik dan suka memimpin sholat berjamaah telah mengembuskan napasnya untuk yang terakhir kali. Warga Perumahan Cipta Asri berduyun-duyun datang ke rumah duka untuk memberikan penghormatan terakhir dan menyalami janda almarhum. Memberi sumbangan sekadarnya dan mengucapkan kata-kata untuk menguatkan dan sedikit menghibur. Raihana duduk menyandar ke tembok ditemani anak perempuan semata wayangnya yang tak berhenti menangis di pangkuannya. Meski darah surut dari wajahnya, kesedihan terlihat menjauh dari kedua bola mata yang terpaku pada wajah suaminya yang tertutup kain batik. Raihana ikhlas, sangat ikhlas melepas kepergian suaminya. Dia percaya bahwa tiap-tiap yang bernyawa pasti harus mati. Satu hal yang ia sesali, ketika mengembuskan napas terakhir, ia tak ada di sisi suaminya untuk membimbi

JANJI SEBELUM TIDUR

(Majalah Tegalredja, September 2017) Lagi apa? Biasa. Nidurin Kinan. Tadi pulang jam berapa? Biasa. Jam lima sampai rumah. Ada masalah di kantor? Hampir tidak ada. Kamu? Sepertinya hari ini sedikit terlambat sampai di rumah. Ada sedikit masalah di pengiriman. Parah? Enggak. Bisa diatasi, kok. Syukurlah. Ummm ... kamu nggak kangen, ya, sama aku? Aku capek. Kinan sedikit rewel hari ini. Tadi sewaktu aku pulang, dia menangis keras sekali sambil memelukku erat. Ah, dia cuma kangen mamanya. Mungkin kamu kurang meluangkan waktu untuk dia. Terlalu sibuk bekerja. Enggak jugalah. Kalau sampai rumah aku selalu ngurusin dia. Kalau weekend juga aku selalu bawa dia ke mall atau berenang. Kayaknya bukan karena kangen. Mungkin ada hal lain. Coba besok pagi kamu tanya dia baik-baik. Mungkin dia mau cerita. Kinan cukup cerdas. Ya, dong. Seperti mamanya. Jadi ..., kamu beneran nggak kangen aku? Mmm ..., mau tahu apa mau tahu bang

MEREKA PIKIR SAYA GILA

Gambar
(Radar Mojokerto, Minggu 26 Maret 2017) 1/ Warga komplek mengira saya gila. Kenapa? Karena setiap hari saya membersihkan rumah berkali-kali hanya untuk menyambut kedatangan suami. Apa itu salah? Seharusnya perempuan-perempuan yang berbisik dengan tatapan sinis itu menilai dirinya sendiri sebelum mengata-ngatai saya. Lihat saja penampilan mereka. Daster yang baunya bercampur antara keringat dan bumbu dapur, rambut digulung-gulung dan diikat karet gelang, muka berminyak dan berkilat akibat lelah dan kurang perawatan. Apa mereka pikir lelakinya akan tampak senang apabila pulang disambut dengan kekacauan? Kekacauan pada penampilan istrinya, kekacauan pada rumah tangganya, kekacauan pada penampilan anak-anaknya. Tapi, toh mereka tak jera menggunjingkan saya. Meski mereka tahu, diam-diam lelaki mereka lebih suka memandangi foto Raisa di smartphone mereka. Saya pun suka memandangi foto pesohor di smartphone saya. Tak jarang saya mencari informasi terkini tent